19.9.21

[406]

Aku ini masih seperti anak kecil 
yang mahukan pelukan ibunya 
yang mahu dicium ubun-ubun 
sambil dibacakan doa-doa 

Aku ini masih seperti anak kecil 
yang merajuk kerana tidak diberi mainan 
tetapi sekejap cuma bila ibunya 
tersenyum dan berjanji, 
"Lepas gaji, kita beli ya?" 

Aku ini orangnya mudah 
hanya perlukan ibunya disisi 
walau cuma dengan senyuman tanpa kata 
dunia aku sudah menjadi seperti 
taman berbunga indah 
kuda putih berlari-lari 
burung bernyanyi 
dan bunga api meletup marak 

Aku ini wanita dewasa 
yang masih dan sentiasa 
perlukan ibunya 

10.9.21

[405]

Some people choose to pretend that they are happy when they're not. They thought, when they forced themselves to be happy then, they will be happy eventually and become normal again. They choose to hide their sadness.

Some people choose the other. They choose to show their sadness. Or sometimes been seen as tantrums. Because, "maybe all of us wants to cry but don't want to be sad, so turn out to become angry" (IU, unlucky).

Because by throwing a tantrum seems help to throwing out the sadness too. Then, they will become normal again.

Which one is a right way?
There is nothing wrong in both ways, I presume.
I've done both.

As long as we are not hurting ourselves and other people surrounding us.

But, human make mistakes. Unintentionally, we do hurts someone. And it hurts us too.

At this time, we just hope. We just hope people will understand us that, we're not okay. But truthfully, how they can understand when they do not know? How they can know when we do not tell them? This is the hardest part.

Because we just want people to understand without asking, without the need to tell them. And we cannot assume people to understand us, the same way as we did to them.

Maybe what we truly need is a comfort. We thought we will easily earn it through people, our closest one. But, they will not always available-readily-accept the miserable in us. They can't be blamed. At the end, we only have ourselves. Our prayers and hopes. At the end, only we know how to make ourselves okay again. We just need to give time to ourselves. To become normal again.

[404]

Walaupun masih ada lagi jawapan yang kita belum jumpa untuk persoalan persoalan kita, - mungkin ada sebab kita belum jumpa sekarang - tapi kita kena cari. Sebab setiap pencarian akan ada penemuan. Perjalanan dalam pencarian, juga akan beri suatu makna. Mungkin kita tak akan faham sekarang. Tapi, mungkin di suatu masa nanti kita akan faham. Di suatu masa yang dekat, atau mungkin lama lagi. Yang mungkin pada masa yang lama itu, kita pun dah terlupa pada persoalan, pencarian, perjalanan dalam pencarian kita ni tadi. Kita dah jumpa, tapi kita lupa yang kita pernah cari nya dulu.

9.9.21

[403]

Bagaimana cara untuk menunjukkan syukur? Untuk menzahirkan syukur?
Atau sudah cukup dengan hanya di dalam hati berkata,
"Ya Allah, aku syukur kepada-Mu"?

Atau dengan tidak bersungut-sungut itu,
menerima apa yang berlaku dengan berlapang dada,
itukah syukur?

Syukur dengan apa ada nya.
Dan syukur dengan apa yang tiada.

Bila dengan manusia, bagaimana mahu tunjuk rasa syukur,
yang kita masih ada orang itu di sisi kita?

Yang kita rindu itu.
Yang kita kasih itu.

Syukur masih diberi kesempatan bersama,
walaupun mulut tidak berbicara berdua.

Boleh kah begitu dimaksudkan syukur?



"Ya Allah bantulah aku sentiasa mengingati Mu.
Ya Allah bantulah aku sentiasa bersyukur kepada Mu.
Ya Allah bantulah aku sentiasa memperelokkan ibadahku kepada Mu."

[402]

tentang cinta dua insan
tentang kehilangan
aku tak ada cerita tentang hal-hal itu semua

tak ada kisah untuk dikisahkan
untuk dituliskan puisi, atau prosa tentangnya

aku tak pernah merasa hal-hal itu semua
maka nya aku tak tahu

yang aku ada
hanya ini- inilah 

------------ 

dan yang sebenarnya, 
walau aku punya cerita tentang hal-hal itu semua 
bukan bermakna hal-hal itu semua haruslah dikisahkan 
dibuat puisi, atau prosa

mana boleh. tak boleh begitu.

4.9.21

[401]

Masa telah membisukan kita.

Adakah aku yang telah terlewat?
Melengahkan masa, melepaskan peluang?
Untuk menghampiri mu.


Atau, kamukah yang sebenarnya mengelak?
Mempercepatkan langkah, melepaskan peluang?
Untuk kita kembali seiringan seperti dahulu?


Masa, telah membisukan kita.